Minggu, 08 Juni 2014

Keselamatan dalam berkendara



Keselamatan dalam berkendara atau safety riding. Sebelumnya apakah safety riding itu? Apakah safety riding itu diperlukan? Apa akibat jika tidak melakukan safety riding? Untuk jelasnya silahkan baca tulisan berikut.

Apa itu safety riding?
Definisi Safety Riding yang dikutip dari salah satu sumber mengandung pengertian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita sesertaa pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. Implementasi dari pengertian di atas yaitu bahwa disaat kita mengendarai kendaraan, maka haruslah tercipta suatu landasan pemikiran yang mementingkan dan sangat mengutamakan keselamatan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.


Untuk itu, berangkat dari dasar pemikiran keselamatan tersebut, maka para pengendara haruslah menyadari arti dan pentingnya keselamatan, hal ini bisa dicontohkan dengan meningkatnya angka kecelakaan di jalan raya dan berbagai kejadian keeelakaan yang terjadi disebabkan dari berbagai macam kasus. Walaupun terasa sangat sulit untuk menumbuhkannya, namun pemikiran yang mengutamakan keselamatan tersebut haruslah merupakan kesadaran dari diri sendiri yang te rbentuk dan dibangun dari dalam hati dan bertekad untuk melaksanakan segala aktivitas yang mendasar pada Safety Riding. Bila dasar pemikiran Safety Riding (Safety Minded) telah masing-masing dimiliki, maka dengan mudah setiap hal yang berkaitan dengan Safety Riding dapat kita terapkan dimulai dari diri sendiri dan memulainya dari hal-hal yang kecil, karena kesadaran betapa pentingnya suatu keselamatan diri.

Usaha-usaha itu harus dilakukan secara terus menerus sehingga dapat menjadi Safety Bikers yang mampu:
• Meningkatkan kecakapan/keahlian pengendara dalam mengendarai, agar paham dan mengerti bila berhadapan dengan keadaan darurat yang terjadi di sepanjang perjalanan .
• Mencegah keeelakaan kendaraan bermotor melalui pengembangan gaya mengendarai yang baik dan sistimatik.
• Mengembangkan cara tepat tanggap akan bahaya dan manajemen risiko .
• Mencegah bahaya dan risiko yang mungkin terjadi pada situasi jalan dan lalu lintas melalui kewaspadaan pengendara.

Safety Riding mengacu kepada perilaku berkendara yang seeara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain.

Apakah safety riding diperlukan?
Krisis ekonomi yang melanda negeri ini belum sepenuhnya pulih. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir-akhir ini memicu kenaikan biaya di segala aspek. Salah satu contohnya yaitu kenaikan ongkos Angkutan Umum seperti Bus Kota, Mikrolet, Taxi, Angkot dan sebagainya. Hal inilah yang, membuat orang-orang lebih memilih sepeda motor sebagai alat transportasi karena dianggap paling praktis dan ekonomis, baik untuk pribadi maupun keluarga. Selain memiliki kemampuan untuk melalui jalan yang relatif kecil juga seakan menjadi kendaraan yang bebas macet dan efektif dengan pemakaian BBM yang ekonomis serta murah dalam biaya perawatan nya.

Namun demikian, sangat ironis ternyata kemudahan memperoleh sepeda motor tidak  dibarengi dengan kesadaran akan berkendara dengan baik dan aman. Belum lagi, sepeda motor sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hiruk pikuk kendaraan yang hilir mudik di jalan raya ternyata memiliki andil yang sangat besar terhadap terjadinya kemacetan dan bahkan kecelakaan. Banyak pengendara sepeda motor yang tak memperdulikan kenyamanan dan memperhitungkan keselamatan diri sendiri maupun orang lain di sekirtarnya, seperti para pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan lainnya.

Mereka mengendarai sepeda motor dengan sekencang-kencangnya, ugal-ugalan atau sangat lambat dan lain-lain yang membahayakan dirinya juga orang lain di sekitarnya. Demikian pula ketika lampu hijau menyala, mereka seakan tak peduli dengan kendaraan bermotor lainnya, langsung tancap gas dan tak sedikit pula yang zig zag. Benar-benar pemandangan yang mengerikan dan seakan-akan mereka tidak peduli akan terjadinya kecelakaan hingga mengakibatkan nyawa melayang.

Ada 3 (tiga) hal/faktor yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan di jalan raya yaitu:

1. Faktor manusia (si pengendara).
Siapa (Dia) yang berkendara? Kelengkapan Apa yang Dia miliki untuk berkendara?
Bagaimana perilaku Dia berkendara? Kapan dan Di mana Dia berkendara?

2. Faktor kendaraan .
Apa Jenis Kendaraan Dia? Bagaimana kondisi kendaraan Dia? Kapan Dia
melakukan pemeliharaan kendaraan?

3. Faktor Lingkungan
Bagaimana kondisi/situasi Jalan Raya pada saat Dia berkendara? Bagaimana
rambu-rambu lalu lintas?

Lebih dari 900 sepeda motor terjadi kecelakaan setiap hari di seluruh dunia. Data dari Departemen Perhubungan RI menyebutkan sepeda motor merupakan penyumbang terbesar kecelakaan di jalan raya pada tahun 2004. Dari 17.732 kecelakaan di seluruh Indonesia, 14.223 di antaranya melibatkan sepeda motor (80,21%) dan menurut survey bahwa 50% kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri. Sungguh angka yang fantastis dan mencengangkan sekaligus juga memprihatinkan. Jadi, dengan kata lain bahwa perilaku si pengendara sepeda motorlah yang harus dibenahi dan dibina untuk mengurangi terjadinya resiko kecelakaan.

Di Indonesia sekarang ini banyak bermunculan klub-klub/komunitas sepeda motor. Argumen bahwa perlunya kita bergabung dalam sebuah klub motor tidak sepenuhnya jelek melainkan ada baiknya juga. Selain bisa membangun tali silaturahmi juga dapat menambah wawasan kita dalam berorganisasi dan menumbuhkan jiwa sosial. Tidak perlu memilih itu klub motor sejenis maupun klub motor berbagai merek, yang penting adalah klub yang baik dan bisa membina kita menjadi bikers yang baik dan tertib saat berkendara. Klub motor yang baik salah satunya adalah klub yang peduli akan keselamatan dan keamanan berkendara. Klub motor sering melakukan acara khusus untuk melatih dan memberi pencerahan te ntang keselamatan dan keamanan berkendara kepada anggota barunya. Bahkan untuk menggelar acara tersebut dilibatkan juga beberapa vendor sebagai sponsor, yang artinya semua sepakat akan pentingnya keselamatan berkendara (Safety Riding).

Setelah membaca beberapa penjelasan diatas tentunya para pembaca mengetahui apa itu tentang safety riding dan mengapa safety riding diperlukan. Selain itu tentu sudah diketahui akibatnya jika tidak melakukan safety riding, antara lain seperti :
1.      Bisa menimbulkan kecelakaan. ( Menabrak/menyenggol pengendara lain baik pengendara motor atau pun mobil, bisa pula pejalan kaki ).
2.      Merugikan orang lain.
3.      Dan tentu saja merugikan diri sendiri, dan sebagainya.

Selain safety riding, diperlukan pula safety gear untuk meminimalisir dampak atau akibat dari kecelakaan. kenapa penulis bilang meminimalisir bukan melindungi karena meskipun sudah mengenakan safety gear bukan tidak ada kemungkinan pengendara akan tetap mengalami luka serius, akibat dari fatalnya kecelakaan yang terjadi. Jadi tetap saja para pengendara harus tetap berhati-hati ketika berkendara. Lalu apakah safety gear menjadi tidak diperlukan jika pengendara tetap mengalami luka? Pada dasarnya safety gear itu diperlukan, karena jika safety riding adalah cara berkendara yang baik dan benar, maka safety gear adalah peralatan supaya pengendara tidak mengalami luka ringan atau setidaknya untuk meminimalisir luka yang akan diderita.

Safety gear sederhana terdiri dari helm, jaket, celana panjang dan sepatu. Tidak perlu jaket, celana panjang dan sepatu yang mahal, tapi kalau bisa gunakan yang berbahan agak tebal. Dan jika memang ingin lebih aman lagi gunakan jaket khusus untuk mengendarai motor, celana panjang berbahan jeans, sepatu safety yang diujungnya dilengkapi steel soe atau besi, bisa pula sepatu khusus biker, sarung tangan kulit, knee and elbow protector, serta body protector. Jika ada pengendara yang mengenakan safety gear lengkap bukan berarti mereka berlebihan. Mungkin ada pembaca yang beranggapan pengendara yang menggunakan helm, sepatu biker, jaket touring, knee and elbow protector, body protector, glove kulit itu berlebihan, namun mereka melakukan itu karena mereka tahu bahaya bisa muncul secara tiba-tiba dan tanpa bisa diprediksi.

Bayangkan jika ada 2 pengendara membawa kendaraan dengan kecepatan sama yaitu masing-masing 40kmph pengendara A menggunakan safety gear ( seperti helm, sepatu, celana panjang, jaket dan sarung tangan ) dan pengendara B tanpa menggunakan safety gear ( tidak menggunakan helm, sarung tangan, jaket, dan hanya menggunakan kaus lengan pendek, celana pendek dan sandal ). Lalu kedua pengendara tersebut melakukan pengeraman mendadak yang tidak sempurna dan mengakibatkan motor mereka jatuh dan mereka terseret. tentu pengendara A akan menerima luka lebih sedikit dibanding dengan pengendara B, karena pengendara A sudah menggunakan safety gear. Jadi meskipun sudah yakin memiliki kemampuan dalam berkendara, setidaknya tetaplah gunakan pergunakan safety gear untuk keselamatan. Jika tidak percaya, silahkan dicoba sendiri.

Selain itu menurut pengalaman penulis dalam berkendara, mayoritas masyarakat yang penulis temui di jalan mulai dari daerah tempat tinggal penulis sampai tempat yang sering penulis kunjungi seperti kampus, mall, dsb ( tidak tahu di daerah lain di Indonesia ) jarang sekali pengendara yang melakukan safety riding, dan tidak jarang pula yang mengenakan safety gear, padahal mereka berada di jalan raya utama. 

Biasanya safety gear digunakan ketika akan menempuh perjalanan yang lumayan jauh, tapi bukan berarti ketika bepergian untuk jarak dekat akan aman saja tanpa menggunakan safety gear. Penulis juga sering melihat pengendara yang masih mengenakan sandal atau pun sepatu sandal di jalan raya. Padahal jika menggunakan sepatu tentu akan lebih aman. Selain berjaga-jaga jika terjatuh tentu kaki pun tidak akan kepanasan jika bepergian saat siang hari. Atau bisa saja kaki anda terlindas oleh kendaraan disekitar anda, jika mengenakan sepatu tentu tidak akan sesakit menggunakan sandal, karena jika menggunakan sandal ban akan langsung mengenai kulit.

Tetapi terkadang penulis menemui pengendara yang hanya sekedar mengenakan helm, sweater atau jaket, celana panjang terkadang celana pendek dan mengenakan sandal atau sepatu, dan membawa motor sesukanya tanpa memperhatikan sekitarnya. Ada pula bapak-bapak yang membawa istri dan anaknya dan membawa motor sesukanya juga. Apakah mereka tidak peduli dengan diri mereka sendiri dan orang lain?

Dan menurut pengamatan penulis, masyarakat Indonesia itu ketika berkendara lebih mengutamakan cepat daripada selamat, entah itu saat mereka akan berangkat kerja/sekolah/ke kampus karena takut terlambat, atau saat akan pulang ke rumah dan ingin cepat beristirahat. Padahal ketika akan pulang ke rumah tentu kondisi fisik dan otak dalam keadaan lelah sehingga sulit berpikir jernih, oleh sebab itu mereka ngebut dan menjadi terkesan ugal-ugalan, jika ditegur malah emosi, padahal demi kebaikan mereka dan orang lain.

Meskipun begitu bukan berarti tidak ada pengendara lambat, penulis sering pula menemui pengendara yang membawa kendaraannya dengan lambat. Sebenarnya tidak apa-apa lambat, tetapi harus di jalur yang benar. Jika berjalan lambat di tengah jalur, lalu terkadang sedikit ke kiri atau sedikit ke kanan tentu akan mengganggu pengendara di belakangnya yang ingin mendahului.

Ada pula orang yang suka menerobos lampu merah, meskipun jalanan sepi tapi setidaknya tunggulah dahulu, lampu merah itu tidak lama, hanya kisaran 30 detik sampai 90 detik, jarang penulis temui lampu merah diatas 100 detik. Terkadang pula ada juga pengendara yang berbahaya seperti tiba-tiba muncul dari sebuah gang dan langsung melaju ke jalur dimana ada pengendara lain ( penulis sering mengalaminya dan terkadang merasa gemas untuk pengendara seperti itu ).

Dan untuk pengendara wanita khususnya ibu-ibu, biasanya mereka membawa motor kejalan raya bermodalkan bisa ngegas dan mengerem motor, dan saat dijalan raya mereka suka berbelok dan berhenti mendadak, tanpa menyalakan lampu sign.

Sebenarnya tidak ada larangan siapa pun untuk membawa motor di jalan, asal sudah memiliki SIM. Tetapi terkadang orang yang memiliki SIM pun bukan berarti mereka sudah mengerti tentang peraturan dan keselamatan di jalan, karena masih banyak pengendara ugal-ugalan di jalan. Oleh sebab itu diperlukan kesadaran dari diri sendiri lalu ke keluarga, lingkungan sekitar dan lebih luas lagi, untuk menciptakan keadaan nyaman dan aman ketika berkendara di jalan raya.

Sedikit tambahan terkadang ketika di jalan kita melihat biker yang memberikan tanda seperti saat akan berbelok, ada lubang, jalan rusak, ketika menyalip, dsb. Yang ingin penulis tekankan adalah jika anda ingin memberitahu pula pengendara di belakang anda dengan tanda tersebut tanya dahulu kepada diri anda apakah anda bisa melakukannya atau tidak. Contohnya jika ada jalan rusak maka tanda yang biasa diberikan adalah menurunkan kedua kaki. Tanda tersebut seharusnya diberikan beberapa meter sebelum pengendara sampai ke jalan tersebut. jadi misal jalan rusak ada sekitar 10 meter lagi. Maka pengendara langsung memberi tanda dengan menurunkan kaki dan saat jarak jalan rusak 5 atau 6 meter lagi kaki pengendara sudah berada di footstep kembali untuk melakukan pengereman, ini diutamakan bagi pengendara yang menggunakan motor batang atau kopling, karena pengendalian motor kopling, matic dan gigi biasa itu berbeda. Tetapi jika sudah terbiasa dan punya trik lain silahkan dilakukan dan jika merasa tidak mampu untuk memberi tanda lebih baik tidak memberi tanda dan siapkan diri untuk menghadapi jalan rusak tersebut. karena sebenarnya memberi tanda menurunkan kaki ketika jalan rusak atau ada lubang itu tidak dibenarkan dan dilarang oleh pihak yang berwajib, karena mengganggu kestabilan pengendara dan konsentrasi pengendara lain.

Intinya berhati-hatilah di jalan, patuhilah peraturan dan rambu lalu lintas karena peraturan ada untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar, hormati pengendara dan pengguna jalan lainnya, jangan ugal-ugalan, jangan kebut-kebutan di jalan karena jalan bukan sirkuit, utamakan selamat daripada cepat, jangan utamakan cepat daripada selamat, jika lelah beristirahatlah dahulu, ingat keluarga selalu menunggu di rumah. Keep safety riding, keep brotherhood, salam satu aspal, JLEGER.

Sumber :
http://jlokowor.blogspot.com/2013/05/konsep-definisi-dan-penjelasan-lengkap.html
Sedikit pengalaman dari penulis.

0 komentar:

Posting Komentar