Keselamatan dalam berkendara atau safety riding. Sebelumnya
apakah safety riding itu? Apakah safety riding itu diperlukan? Apa akibat jika
tidak melakukan safety riding? Untuk jelasnya silahkan baca tulisan berikut.
Apa
itu safety riding?
Definisi Safety Riding yang dikutip dari salah satu
sumber mengandung pengertian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam
meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi
menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan
pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar
kita sesertaa pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. Implementasi
dari pengertian di atas yaitu bahwa disaat kita mengendarai kendaraan, maka haruslah
tercipta suatu landasan pemikiran yang mementingkan dan sangat mengutamakan
keselamatan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Untuk itu, berangkat dari dasar pemikiran
keselamatan tersebut, maka para pengendara haruslah menyadari arti dan
pentingnya keselamatan, hal ini bisa dicontohkan dengan meningkatnya angka
kecelakaan di jalan raya dan berbagai kejadian keeelakaan yang terjadi
disebabkan dari berbagai macam kasus. Walaupun terasa sangat sulit untuk menumbuhkannya,
namun pemikiran yang mengutamakan keselamatan tersebut haruslah merupakan
kesadaran dari diri sendiri yang te rbentuk dan dibangun dari dalam hati dan
bertekad untuk melaksanakan segala aktivitas yang mendasar pada Safety Riding.
Bila dasar pemikiran Safety Riding (Safety Minded) telah masing-masing
dimiliki, maka dengan mudah setiap hal yang berkaitan dengan Safety Riding
dapat kita terapkan dimulai dari diri sendiri dan memulainya dari hal-hal yang
kecil, karena kesadaran betapa pentingnya suatu keselamatan diri.
Usaha-usaha itu harus dilakukan secara terus menerus
sehingga dapat menjadi Safety Bikers yang mampu:
• Meningkatkan kecakapan/keahlian pengendara dalam
mengendarai, agar paham dan mengerti bila berhadapan dengan keadaan darurat
yang terjadi di sepanjang perjalanan .
• Mencegah keeelakaan kendaraan bermotor melalui
pengembangan gaya mengendarai yang baik dan sistimatik.
• Mengembangkan cara tepat tanggap akan bahaya dan
manajemen risiko .
• Mencegah bahaya dan risiko yang mungkin terjadi
pada situasi jalan dan lalu lintas melalui kewaspadaan pengendara.
Safety Riding mengacu kepada perilaku berkendara
yang seeara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri
maupun orang lain.
Apakah
safety riding diperlukan?
Krisis ekonomi yang melanda negeri ini belum
sepenuhnya pulih. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir-akhir ini
memicu kenaikan biaya di segala aspek. Salah satu contohnya yaitu kenaikan
ongkos Angkutan Umum seperti Bus Kota, Mikrolet, Taxi, Angkot dan sebagainya.
Hal inilah yang, membuat orang-orang lebih memilih sepeda motor sebagai alat
transportasi karena dianggap paling praktis dan ekonomis, baik untuk pribadi
maupun keluarga. Selain memiliki kemampuan untuk melalui jalan yang relatif
kecil juga seakan menjadi kendaraan yang bebas macet dan efektif dengan
pemakaian BBM yang ekonomis serta murah dalam biaya perawatan nya.
Namun demikian, sangat ironis ternyata kemudahan
memperoleh sepeda motor tidak dibarengi
dengan kesadaran akan berkendara dengan baik dan aman. Belum lagi, sepeda motor
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hiruk pikuk kendaraan yang hilir mudik
di jalan raya ternyata memiliki andil yang sangat besar terhadap terjadinya
kemacetan dan bahkan kecelakaan. Banyak pengendara sepeda motor yang tak
memperdulikan kenyamanan dan memperhitungkan keselamatan diri sendiri maupun orang
lain di sekirtarnya, seperti para pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan
lainnya.
Mereka mengendarai sepeda motor dengan sekencang-kencangnya, ugal-ugalan
atau sangat lambat dan lain-lain yang membahayakan dirinya juga orang lain di
sekitarnya. Demikian pula ketika lampu hijau menyala, mereka seakan tak peduli
dengan kendaraan bermotor lainnya, langsung tancap gas dan tak sedikit pula
yang zig zag. Benar-benar pemandangan yang mengerikan dan seakan-akan mereka
tidak peduli akan terjadinya kecelakaan hingga mengakibatkan nyawa melayang.
Ada 3 (tiga) hal/faktor yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan di jalan raya yaitu:
1. Faktor manusia (si pengendara).
Siapa (Dia) yang berkendara? Kelengkapan Apa yang
Dia miliki untuk berkendara?
Bagaimana perilaku Dia berkendara? Kapan dan Di mana
Dia berkendara?
2. Faktor kendaraan .
Apa Jenis Kendaraan Dia? Bagaimana kondisi kendaraan
Dia? Kapan Dia
melakukan pemeliharaan kendaraan?
3. Faktor Lingkungan
Bagaimana kondisi/situasi Jalan Raya pada saat Dia
berkendara? Bagaimana
rambu-rambu lalu lintas?
Lebih dari 900 sepeda motor terjadi kecelakaan
setiap hari di seluruh dunia. Data dari Departemen Perhubungan RI menyebutkan
sepeda motor merupakan penyumbang terbesar kecelakaan di jalan raya pada tahun
2004. Dari 17.732 kecelakaan di seluruh Indonesia, 14.223 di antaranya
melibatkan sepeda motor (80,21%) dan menurut survey bahwa 50% kecelakaan sepeda
motor disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri. Sungguh angka yang fantastis
dan mencengangkan sekaligus juga memprihatinkan. Jadi, dengan kata lain bahwa
perilaku si pengendara sepeda motorlah yang harus dibenahi dan dibina untuk
mengurangi terjadinya resiko kecelakaan.
Di Indonesia sekarang ini banyak bermunculan
klub-klub/komunitas sepeda motor. Argumen bahwa perlunya kita bergabung dalam
sebuah klub motor tidak sepenuhnya jelek melainkan ada baiknya juga. Selain
bisa membangun tali silaturahmi juga dapat menambah wawasan kita dalam
berorganisasi dan menumbuhkan jiwa sosial. Tidak perlu memilih itu klub motor
sejenis maupun klub motor berbagai merek, yang penting adalah klub yang baik
dan bisa membina kita menjadi bikers yang baik dan tertib saat berkendara. Klub
motor yang baik salah satunya adalah klub yang peduli akan keselamatan dan
keamanan berkendara. Klub motor sering melakukan acara khusus untuk melatih dan
memberi pencerahan te ntang keselamatan dan keamanan berkendara kepada anggota
barunya. Bahkan untuk menggelar acara tersebut dilibatkan juga beberapa vendor
sebagai sponsor, yang artinya semua sepakat akan pentingnya keselamatan
berkendara (Safety Riding).
Setelah membaca beberapa penjelasan diatas tentunya
para pembaca mengetahui apa itu tentang safety riding dan mengapa safety riding
diperlukan. Selain itu tentu sudah diketahui akibatnya jika tidak melakukan
safety riding, antara lain seperti :
1. Bisa
menimbulkan kecelakaan. ( Menabrak/menyenggol pengendara lain baik pengendara
motor atau pun mobil, bisa pula pejalan kaki ).
2. Merugikan
orang lain.
3. Dan
tentu saja merugikan diri sendiri, dan sebagainya.
Selain safety riding, diperlukan pula safety gear
untuk meminimalisir dampak atau akibat dari kecelakaan. kenapa penulis bilang
meminimalisir bukan melindungi karena meskipun sudah mengenakan safety gear
bukan tidak ada kemungkinan pengendara akan tetap mengalami luka serius, akibat
dari fatalnya kecelakaan yang terjadi. Jadi tetap saja para pengendara harus
tetap berhati-hati ketika berkendara. Lalu apakah safety gear menjadi tidak
diperlukan jika pengendara tetap mengalami luka? Pada dasarnya safety gear itu
diperlukan, karena jika safety riding adalah cara berkendara yang baik dan
benar, maka safety gear adalah peralatan supaya pengendara tidak mengalami luka
ringan atau setidaknya untuk meminimalisir luka yang akan diderita.
Safety gear sederhana terdiri dari helm, jaket,
celana panjang dan sepatu. Tidak perlu jaket, celana panjang dan sepatu yang
mahal, tapi kalau bisa gunakan yang berbahan agak tebal. Dan jika memang ingin
lebih aman lagi gunakan jaket khusus untuk mengendarai motor, celana panjang berbahan
jeans, sepatu safety yang diujungnya dilengkapi steel soe atau besi, bisa pula
sepatu khusus biker, sarung tangan kulit, knee and elbow protector, serta body
protector. Jika ada pengendara yang mengenakan safety gear lengkap bukan
berarti mereka berlebihan. Mungkin ada pembaca yang beranggapan pengendara yang
menggunakan helm, sepatu biker, jaket touring, knee and elbow protector, body
protector, glove kulit itu berlebihan, namun mereka melakukan itu karena mereka
tahu bahaya bisa muncul secara tiba-tiba dan tanpa bisa diprediksi.
Bayangkan jika ada 2 pengendara membawa kendaraan
dengan kecepatan sama yaitu masing-masing 40kmph pengendara A menggunakan
safety gear ( seperti helm, sepatu, celana panjang, jaket dan sarung tangan ) dan
pengendara B tanpa menggunakan safety gear ( tidak menggunakan helm, sarung
tangan, jaket, dan hanya menggunakan kaus lengan pendek, celana pendek dan
sandal ). Lalu kedua pengendara tersebut melakukan pengeraman mendadak yang
tidak sempurna dan mengakibatkan motor mereka jatuh dan mereka terseret. tentu
pengendara A akan menerima luka lebih sedikit dibanding dengan pengendara B,
karena pengendara A sudah menggunakan safety gear. Jadi meskipun sudah yakin
memiliki kemampuan dalam berkendara, setidaknya tetaplah gunakan pergunakan
safety gear untuk keselamatan. Jika tidak percaya, silahkan dicoba sendiri.
Selain itu menurut pengalaman penulis dalam
berkendara, mayoritas masyarakat yang penulis temui di jalan mulai dari daerah tempat
tinggal penulis sampai tempat yang sering penulis kunjungi seperti kampus,
mall, dsb ( tidak tahu di daerah lain di Indonesia ) jarang sekali pengendara
yang melakukan safety riding, dan tidak jarang pula yang mengenakan safety
gear, padahal mereka berada di jalan raya utama.
Biasanya safety gear digunakan ketika akan menempuh
perjalanan yang lumayan jauh, tapi bukan berarti ketika bepergian untuk jarak
dekat akan aman saja tanpa menggunakan safety gear. Penulis juga sering melihat
pengendara yang masih mengenakan sandal atau pun sepatu sandal di jalan raya. Padahal
jika menggunakan sepatu tentu akan lebih aman. Selain berjaga-jaga jika
terjatuh tentu kaki pun tidak akan kepanasan jika bepergian saat siang hari. Atau
bisa saja kaki anda terlindas oleh kendaraan disekitar anda, jika mengenakan
sepatu tentu tidak akan sesakit menggunakan sandal, karena jika menggunakan
sandal ban akan langsung mengenai kulit.
Tetapi terkadang penulis menemui pengendara yang
hanya sekedar mengenakan helm, sweater atau jaket, celana panjang terkadang
celana pendek dan mengenakan sandal atau sepatu, dan membawa motor sesukanya
tanpa memperhatikan sekitarnya. Ada pula bapak-bapak yang membawa istri dan
anaknya dan membawa motor sesukanya juga. Apakah mereka tidak peduli dengan
diri mereka sendiri dan orang lain?
Dan menurut pengamatan penulis, masyarakat Indonesia
itu ketika berkendara lebih mengutamakan cepat daripada selamat, entah itu saat
mereka akan berangkat kerja/sekolah/ke kampus karena takut terlambat, atau saat
akan pulang ke rumah dan ingin cepat beristirahat. Padahal ketika akan pulang
ke rumah tentu kondisi fisik dan otak dalam keadaan lelah sehingga sulit
berpikir jernih, oleh sebab itu mereka ngebut dan menjadi terkesan ugal-ugalan,
jika ditegur malah emosi, padahal demi kebaikan mereka dan orang lain.
Meskipun begitu bukan berarti tidak ada pengendara
lambat, penulis sering pula menemui pengendara yang membawa kendaraannya dengan
lambat. Sebenarnya tidak apa-apa lambat, tetapi harus di jalur yang benar. Jika
berjalan lambat di tengah jalur, lalu terkadang sedikit ke kiri atau sedikit ke
kanan tentu akan mengganggu pengendara di belakangnya yang ingin mendahului.
Ada pula orang yang suka menerobos lampu merah,
meskipun jalanan sepi tapi setidaknya tunggulah dahulu, lampu merah itu tidak
lama, hanya kisaran 30 detik sampai 90 detik, jarang penulis temui lampu merah
diatas 100 detik. Terkadang pula ada juga pengendara yang berbahaya seperti
tiba-tiba muncul dari sebuah gang dan langsung melaju ke jalur dimana ada
pengendara lain ( penulis sering mengalaminya dan terkadang merasa gemas untuk
pengendara seperti itu ).
Dan untuk pengendara wanita khususnya ibu-ibu,
biasanya mereka membawa motor kejalan raya bermodalkan bisa ngegas dan mengerem
motor, dan saat dijalan raya mereka suka berbelok dan berhenti mendadak, tanpa
menyalakan lampu sign.
Sebenarnya tidak ada larangan siapa pun untuk
membawa motor di jalan, asal sudah memiliki SIM. Tetapi terkadang orang yang
memiliki SIM pun bukan berarti mereka sudah mengerti tentang peraturan dan
keselamatan di jalan, karena masih banyak pengendara ugal-ugalan di jalan. Oleh
sebab itu diperlukan kesadaran dari diri sendiri lalu ke keluarga, lingkungan
sekitar dan lebih luas lagi, untuk menciptakan keadaan nyaman dan aman ketika
berkendara di jalan raya.
Sedikit tambahan terkadang ketika di jalan kita
melihat biker yang memberikan tanda seperti saat akan berbelok, ada lubang,
jalan rusak, ketika menyalip, dsb. Yang ingin penulis tekankan adalah jika anda
ingin memberitahu pula pengendara di belakang anda dengan tanda tersebut tanya
dahulu kepada diri anda apakah anda bisa melakukannya atau tidak. Contohnya jika
ada jalan rusak maka tanda yang biasa diberikan adalah menurunkan kedua kaki. Tanda
tersebut seharusnya diberikan beberapa meter sebelum pengendara sampai ke jalan
tersebut. jadi misal jalan rusak ada sekitar 10 meter lagi. Maka pengendara
langsung memberi tanda dengan menurunkan kaki dan saat jarak jalan rusak 5 atau
6 meter lagi kaki pengendara sudah berada di footstep kembali untuk melakukan
pengereman, ini diutamakan bagi pengendara yang menggunakan motor batang atau
kopling, karena pengendalian motor kopling, matic dan gigi biasa itu berbeda. Tetapi
jika sudah terbiasa dan punya trik lain silahkan dilakukan dan jika merasa
tidak mampu untuk memberi tanda lebih baik tidak memberi tanda dan siapkan diri
untuk menghadapi jalan rusak tersebut. karena sebenarnya memberi tanda
menurunkan kaki ketika jalan rusak atau ada lubang itu tidak dibenarkan dan
dilarang oleh pihak yang berwajib, karena mengganggu kestabilan pengendara dan
konsentrasi pengendara lain.
Intinya berhati-hatilah di jalan, patuhilah peraturan dan rambu lalu lintas karena peraturan ada untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar, hormati pengendara
dan pengguna jalan lainnya, jangan ugal-ugalan, jangan kebut-kebutan di jalan
karena jalan bukan sirkuit, utamakan selamat daripada cepat, jangan utamakan
cepat daripada selamat, jika lelah beristirahatlah dahulu, ingat keluarga
selalu menunggu di rumah. Keep safety riding, keep brotherhood, salam satu
aspal, JLEGER.
Sumber :
http://jlokowor.blogspot.com/2013/05/konsep-definisi-dan-penjelasan-lengkap.html
Sedikit pengalaman dari penulis.
0 komentar:
Posting Komentar