SASTRA
Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra)
merupakan kata
serapan dari bahasa
Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang
mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās-
yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
"kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau
keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan
sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar
teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau
abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai
orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi
menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di
sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis
atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
SYAIR
Syair adalah salah satu jenis
puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke
Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa
Arab syu’ur yang berarti perasaan. Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru
yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu
merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya
syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair di desain
sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi
Pantun
Pantun merupakan salah satu
jenis puisi lama yang sangat
luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun
dalam bahasa Minangkabau yang berarti
"petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan,
dalam bahasa
Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa
Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri
atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari
8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola
a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya
merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua
baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua
yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris
terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk
kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina
merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun
adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Peran pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan
sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan
menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata
sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata
bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang
kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun
biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan
bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah
sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran
terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi
pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan
isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun
di bawah ini:
Air dalam bertambah
dalam
Hujan di hulu belum
lagi teduh
Hati dendam bertambah
dendam
Dendam dahulu belum
lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam
pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri
atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
Jenis-jenis Pantun
- Pantun Adat
Menanam kelapa di
pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah
berbuah
Adat bermula dengan
hukum
Hukum bersandar di
Kitabullah
Ikan berenang didalam
lubuk
Ikan belida dadanya
panjang
Adat pinang pulang ke
tampuk
Adat sirih pulang ke
gagang
Lebat daun bunga
tanjung
Berbau harum bunga
cempaka
Adat dijaga pusaka
dijunjung
Baru terpelihara adat
pusaka
Bukan lebah sembarang
lebah
Lebah bersarang
dibuku buluh
Bukan sembah
sembarang sembah
Sembah bersarang jari
sepuluh
Pohon nangka berbuah
lebat
Bilalah masak harum
juga
Berumpun pusaka
berupa adat
Daerah berluhak alam
beraja
- Pantun Agama
Banyak bulan perkara
bulan
Tidak semulia bulan
puasa
Banyak tuhan perkara
tuhan
Tidak semulia Tuhan
Yang Esa
Daun terap di atas
dulang
Anak udang mati
dituba
Dalam kitab ada
terlarang
Yang haram jangan
dicoba
Bunga kenanga di atas
kubur
Pucuk sari pandan
Jawa
Apa guna sombong dan
takabur
Rusak hati badan
binasa
Asam kandis asam
gelugur
Ketiga asam si
riang-riang
Menangis mayat
dipintu kubur
Teringat badan tidak
sembahyang
- Pantun Budi
Bunga cina di atas
batu
Daunnya lepas kedalam
ruang
Adat budaya tidak
berlaku
Sebabnya emas budi
terbuang
Diantara padi dengan
selasih
Yang mana satu tuan
luruhkan
Diantara budi dengan
kasih
Yang mana satu tuan
turutkan
Apa guna berkain
batik
Kalau tidak dengan
sujinya
Apa guna beristeri
cantik
Kalau tidak dengan
budinya
Sarat perahu muat
pinang
Singgah berlabuh di
Kuala Daik
Jahat berlaku lagi
dikenang
Inikan pula budi yang
baik
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air
masin
Hilang bahasa karena
emas
Hilang budi karena
miskin
Biarlah orang
bertanam buluh
Mari kita bertanam
padi
Biarlah orang
bertanam musuh
Mari kita menanam
budi
Ayam jantan si ayam
jalak
Jaguh siantan nama
diberi
Rezeki tidak saya
tolak
Musuh tidak saya cari
Jikalau kita bertanam
padi
Senanglah makan
adik-beradik
Jikalau kita bertanam
budi
Orang yang jahat
menjadi baik
Kalau keladi sudah
ditanam
Jangan lagi meminta
balas
Kalau budi sudah
ditanam
Jangan lagi meminta
balas
- Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk
menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling
menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa
tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin
riang. Contoh:
Di mana kuang hendak
bertelur
Di atas lata dirongga
batu
Di mana tuan hendak
tidur
Di atas dada dirongga
susu
Elok berjalan kota
tua
Kiri kanan berbatang
sepat
Elok berbini orang
tua
Perut kenyang ajaran
dapat
Sakit kaki ditikam
jeruju
Jeruju ada didalam
paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya
Naik kebukit membeli
lada
Lada sebiji dibelah
tujuh
Apanya sakit berbini
janda
Anak tiri boleh
disuruh
Orang Sasak pergi ke
Bali
Membawa pelita
semuanya
Berbisik pekak dengan
tuli
Tertawa si buta
melihatnya
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di
pohon palm
Geli hati menahan
tawa
Melihat katak memakai
helm
Limau purut di tepi
rawa,
buah dilanting belum
masak
Sakit perut sebab
tertawa,
melihat kucing duduk
berbedak
jangan suka makan
mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan
melamun
melamun itu tak ada
gunanya
- Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya
berhubungan dengan semangat kepahlawanan
Adakah perisai
bertali rambut
Rambut dipintal akan
cemara
Adakah misai tahu
takut
Kamipun muda lagi perkasa
Hang Jebat Hang
Kesturi
Budak-budak raja
Melaka
Jika hendak jangan
dicuri
Mari kita bertentang
mata
Kalau orang menjaring
ungka
Rebung seiris akan
pengukusnya
Kalau arang tercorong
kemuka
Ujung keris akan
penghapusnya
Redup bintang haripun
subuh
Subuh tiba bintang
tak nampak
Hidup pantang mencari
musuh
Musuh tiba pantang
ditolak
Esa elang kedua
belalang
Takkan kayu berbatang
jerami
Esa hilang dua
terbilang
Takkan Melayu hilang
dibumi
- Pantun Kias
Ayam sabung jangan
dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan
dilaut
Dalam belanga bertemu
juga
Berburu kepadang
datar
Dapatkan rusa belang
kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga
kembang tak jadi
Anak Madras menggetah
punai
Punai terbang
mengirap bulu
Berapa deras arus
sungai
Ditolak pasang balik
kehulu
Kayu tempinis dari
kuala
Dibawa orang pergi
Melaka
Berapa manis bernama
nira
Simpan lama menjadi
cuka
Disangka nenas di
tengah padang
Rupanya urat
jawi-jawi
Disangka panas hingga
petang
Kiranya hujan tengah
hari
- Pantun Nasihat
Kayu cendana di atas
batu
Sudah diikat dibawa
pulang
Adat dunia memang
begitu
Benda yang buruk
memang terbuang
Kemuning di tengah
balai
Bertumbuh terus
semakin tinggi
Berunding dengan
orang tak pandai
Bagaikan alu
pencungkil duri
Parang ditetak
kebatang sena
Belah buluh taruhlah
temu
Barang dikerja takkan
sempurna
Bila tak penuh
menaruh ilmu
Padang temu padang
baiduri
Tempat raja membangun
kota
Bijak bertemu dengan
jauhari
Bagaikan cincin
dengan permata
Ngun Syah Betara
Sakti
Panahnya bernama Nila
Gandi
Bilanya emas banyak
dipeti
Sembarang kerja boleh
menjadi
Jalan-jalan ke kota
Blitar
jangan lupa beli
sukun
Jika kamu ingin
pintar
belajarlah dengan
tekun
- Pantun Percintaan
Coba-coba menanam
mumbang
Moga-moga tumbuh
kelapa
Coba-coba bertanam
sayang
Moga-moga menjadi
cinta
Jangan suka bermain
tali
Kalau tak ingin
terikat olehnya
Putus cinta jangan
disesali
Pasti kan datang
cinta yang lainnya
Limau purut lebat
dipangkal
Sayang selasih
condong uratnya
Angin ribut dapat
ditangkal
Hati yang kasih apa
obatnya
Ikan belanak hilir
berenang
Burung dara membuat
sarang
Makan tak enak tidur
tak tenang
Hanya teringat dinda
seorang
Anak kera di atas
bukit
Dipanah oleh Indera
Sakti
Dipandang muka senyum
sedikit
Karena sama menaruh
hati
Ikan sepat dimasak
berlada
Kutunggu di gulai
anak seberang
Jika tak dapat di
masa muda
Kutunggu sampai
beranak seorang
Kalau tuan pergi ke
Tanjung
Kirim saya sehelai
baju
Kalau tuan menjadi
burung
Sahaya menjadi
ranting kayu.
Kalau tuan pergi ke
Tanjung
Belikan sahaya pisau
lipat
Kalau tuan menjadi
burung
Sahaya menjadi benang
pengikat
Kalau tuan mencari
buah
Sahaya pun mencari
pandan
Jikalau tuan menjadi
nyawa
Sahaya pun menjadi
badan.
- Pantun Peribahasa
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke
tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang
kemudian
Ke hulu memotong
pagar
Jangan terpotong
batang durian
Cari guru tempat
belajar
Jangan jadi sesal
kemudian
Kerat kerat kayu
diladang
Hendak dibuat hulu
cangkul
Berapa berat mata
memandang
Barat lagi bahu
memikul
Harapkan untung menggamit
Kain dibadan
didedahkan
Harapkan guruh
dilangit
Air tempayan
dicurahkan
Pohon pepaya didalam
semak
Pohon manggis sebasar
lengan
Kawan tertawa memang
banyak
Kawan menangis
diharap jangan
- Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima
batu
Anak sembilang ditapak
tangan
Biar jauh dinegeri
satu
Hilang dimata dihati
jangan
Bagaimana tidak
dikenang
Pucuknya pauh selasih
Jambi
Bagaimana tidak
terkenang
Dagang yang jauh
kekasih hati
Duhai selasih
janganlah tinggi
Kalaupun tinggi
berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah
pergi
Kalaupun pergi
bertahun jangan
Batang selasih mainan
budak
Berdaun sehelai
dimakan kuda
Bercerai kasih
bertalak tidak
Seribu tahun kembali
juga
Bunga Cina bunga
karangan
Tanamlah rapat tepi
perigi
Adik dimana abang
gerangan
Bilalah dapat bertemu
lagi
Kalau ada sumur di
ladang
Bolehlah kita
menumpang mandi
Kalau ada umurku
panjang
Bolehlah kita bertemu
lagi
- Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa
keladi
Bawakan juga si pucuk
rebung
Kalau tuan bijak
bestari
Binatang apa tanduk
dihidung ?
Beras ladang sulung
tahun
Malam malam memasak
nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
Terendak bentan lalu
dibeli
Untuk pakaian saya
turun kesawah
Kalaulah tuan bijak
bestari
Apa binatang kepala
dibawah ?
Kalau tuan muda
teruna
Pakai seluar dengan
gayanya
Kalau tuan bijak
laksana
Biji diluar apa
buahnya
Tugal padi jangan
bertangguh
Kunyit kebun siapa
galinya
Kalau tuan cerdik
sungguh
Langit tergantung
mana talinya ?
PROSA
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm)
yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya
"terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa
baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Jenis-jenis prosa
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis:
- Prosa naratif
- Prosa deskriptif
- Prosa eksposisi
- Prosa argumentatif
Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat
pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang
mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya
bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia,
masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak
dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah
babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada. Adapun
bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah :
Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita
kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang
memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki
seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam
hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh : Hikayat Hang
Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat
Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang
isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan
dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah,
juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini
ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya
datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau
pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : Kisah
Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal.
Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
- Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
- Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
- Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh : Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
- Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
- Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
- Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.
Contoh : Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu
Nawas, dan lain-lain.
Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnya terdapat
cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh : Seribu Satu
Malam.
Bentuk-bentuk prosa baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat
pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai
berikut:
Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan
pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering
diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat
secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi
(pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan
pelaku dalam cerita tersebut. dugfiugs
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
- Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
- Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
- Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
- Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
- Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel
adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya
yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau
pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman
condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek
daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus,
Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta
Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya
dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti
"sebuah kisah atau sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan
struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka
dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh
dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau
tokoh cerita juga lebih banyak.
Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan
sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di
dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak
menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan
Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang
Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
Cerita pendek atau sering
disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan
langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang,
seperti novella (dalam
pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita
pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara
lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam
berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan
singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi
penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh
dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Sejarah
Asal-usul
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang
menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama,
dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat
ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada
naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek.
Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut
telah disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya,
konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak
Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang
berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel
kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain
terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali,
diartikan sebagai cerita tentang binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita
fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite,
dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau
mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat
setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda
mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu
tempat. Contoh Banyuwangi.
Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot,
populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang
singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang
bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi
fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang
menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan
terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni
Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang
terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan
baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh
semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek
yang paling populer di Eropa adalah "novella" kelam yang tragis karya
Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa
Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek.
Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan
novel pendek yang diperhalus, "nouvelle", oleh pengarang-pengarang
seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah
satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama
Seribu
Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12)
menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.
Cerita-cerita
pendek modern
Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contoh-contoh awal dari kumpulan
cerita pendek termasuk Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara (1824–1826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the Grotesque and
Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842)
karya Nathaniel
Hawthorne. Pada akhir
abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan permintaan pasar yang
kuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata panjangnya. Di antara
cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah "Kamar
No. 6" karya Anton
Chekhov.
Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah terkemuka, seperti The
Atlantic Monthly, Scribner's, dan The Saturday Evening Post, semuanya menerbitkan cerita pendek
dalam setiap terbitannya. Permintaan akan cerita-cerita pendek yang bermutu
begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu begitu tinggi, sehingga F.
Scott Fitzgerald
berulang-ulang menulis cerita pendek untuk melunasi berbagai utangnya.
Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah
mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, ketika pada 1952 majalah Life menerbitkan long cerita pendek Ernest
Hemingway yang panjang (atau novella) Lelaki
Tua dan Laut.
Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanya dalam dua hari.
Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan
cerita-cerita pendek telah berkurang, meskipun beberapa majalah terkenal
seperti The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra juga memberikan tempat kepada cerita-cerita pendek.
Selain itu, cerita-cerita pendek belakangan ini telah menemukan napas baru
lewat penerbitan online. Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online,
dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun temanya,
dan dalam blog.
Unsur dan ciri khas
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan
dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian,
mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup
jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya
cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh
utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik);
aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan
komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam
pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau
terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan
moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini
atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya
sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak,
dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang
lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik
balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan
terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran
praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek
berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur yaitu:
Unsur
Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu
sendiri. Unsur–unsur intrinsik cerpen mencakup:
- Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
- Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
- Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
- Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
- Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
- Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
- Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
- Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita.
- Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
- Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
- Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
- Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang
dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
- Dialog tokoh
- Penjelasan tokoh
- Penggambaran fisik tokoh
- Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.
Unsur
Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar
karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem
organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
- Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
- Latar belakang kehidupan pengarang
- Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
Ukuran
Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format
fiksi lainnya yang lebih panjang adalah sesuatu yang problematik. Sebuah
definisi klasik dari cerita pendek ialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam
waktu sekali duduk (hal ini terutama sekali diajukan dalam esai Edgar Allan Poe
"The Philosophy of Composition" pada 1846). Definisi-definisi
lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya, yaitu 7.500
kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnya merujuk
kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidak
kurang dari 1.000 kata.
Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong
pada genre fiksi kilat (flash fiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum
parameter cerita pendek digolongkan ke dalam novelette, novella,
atau novel.
Genre
Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan
fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi
ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita pendek kini
juga mencakup bentuk nonfiksi
seperti catatan perjalanan, prosa lirik dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru.
Cerita pendek terkenal
- "An Occurrence at Owl Creek Bridge" oleh Ambrose Bierce (teks online)
- "Yours Truly, Jack the Ripper" oleh Robert Bloch
- "A Sound of Thunder" oleh Ray Bradbury
- "Cathedral" oleh Raymond Carver
- "The Most Dangerous Game" oleh Richard Connell
- "The Story of an Hour" oleh Kate Chopin (teks online)
- "A Rose for Emily" oleh William Faulkner (teks online)
- "The Overcoat" oleh Nikolai Gogol (teks online — terjemahan dari bahasa Rusia)
- "Young Goodman Brown" oleh Nathaniel Hawthorne (teks online)
- "The Snows of Kilimanjaro" oleh Ernest Hemingway (teks online)
- "The Gift of the Magi" oleh O. Henry (teks online)
- "The Lottery" oleh Shirley Jackson (teks online)
- "The Monkey's Paw" oleh W.W. Jacobs
- "The Dead" oleh James Joyce (teks online
- "In der Strafkolonie" oleh Franz Kafka (teks online terj. Inggris dari bahasa Jerman)
- "The Call of Cthulhu" oleh H.P. Lovecraft
- "Bartleby, the Scrivener" oleh Herman Melville (teks online)
- "A Good Man Is Hard to Find" oleh Flannery O'Connor (teks online)
- "The Tell-Tale Heart" oleh Edgar Allan Poe (teks online)
- "Brokeback Mountain" oleh Annie Proulx
- "The Red Room" oleh H.G. Wells
- "The Last Question" oleh Isaac Asimov
Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang
berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa
juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar
Dewantara.
Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan
baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan
bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu
karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca
mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan,
dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu
tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara
sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa
hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni,
fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi
penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi. dan tidak boleh
di sentuh oleh siapa pun.
Drama
Drama (Yunani
Kuno: δρᾶμα)
adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini
berasal dari Bahasa
Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas
panggung, film, dan atau televisi. Drama juga
terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera (lihat melodrama).
Drama
di Indonesia
Di Indonesia, pertunjukan sejenis drama mempunyai
istilah yang bermacam-macam. Seperti: Wayang
orang, ketoprak, ludruk (di Jawa Tengah dan
Jawa Timur), lenong (Betawi), randai (minang), reog (Jawa Barat), rangda (Bali) dan
sebagainya.
Unsur-unsur
drama
- Naskah drama (tema) Drama Script
- Alur
- Pemain (aktris atau Aktor)
- Tempat pertunjukan (teater)
- Amanat
- Penonton
Daftar Pustaka :
https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra
https://id.wikipedia.org/wiki/Drama
https://id.wikipedia.org/wiki/Syair
https://id.wikipedia.org/wiki/Pantun
https://id.wikipedia.org/wiki/Novel
https://id.wikipedia.org/wiki/Cerpen
http://id.wikipedia.org/wiki/Prosa
0 komentar:
Posting Komentar